Home

30 November 2011

Konsep-Konsep Media Pendidikan

1. Proses komunikasi Proses komunikasi mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu pengetahuan. Pada awalnya manusia hannya mengenal komunikasi melalui suara, komunikasi semacam ini terbatas pada jarak dekat dan face to face saja. Selanjutnya diciptakan komunikasi melalui isyarat, misalnya dengan jalan mematahkan ranting kayu, memukul batu-batuan dan sebagainya. Dalam tradisi Yunani telah menggunakan obor sebagai isyarat, Orang India menggunakan unggun api yang mengeluarkan asap yng dapat dilihat dari jauh, selanjutnya alat komunikasi itu berubah menjadi wujud mengorek kayu dan memukulnya.Irama pukulan tersebut dapat dijadikan sebagai informasi seperti yang di gunakan oleh suku O di Ghana. Di indonesia alat seperti ini dikenal dengan kantongan atau beduk yang di gunakan untuk memberitahu waktu sholat dan sebagainya. Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut. a. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak. b. Pesan (message) disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, dan email atau media lainnya. 2. Kesalahan komunikasi Penyebab terjadinya kesalahan komunikasi,  Belum terjadinya kesamaan makna.  Poin yang disampaikan tidak dapat diterima, dikarenakan tidak fokus memperhatikan disaat seseorang sedang berbicara.  Pengucapan yang kurang jelas.  Bahasa yang digunakan tidak mudah dipahami.  Kecepatan penyampaian terlalu cepat.  Nada dan volume yang tidak tepat.  Suasana yang tidak menunjang Hal perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi  Menceritakan kisah yang tak berakhir  Membicarakan orang lain  Bertanya banyak hal  Tidak mengungkapkan perasaan  Menjadi terlalu agresif 3. Bentuk-bentuk Komunikasi Ada dua Bentuk komunikasi,yaitu 1. Komuniksi Verbal Yaitu suatu komunikasi yang disampaikan secara lisan, tulisan dan gambar. Tipe: aktif(berbicara), pasif(mendengar) 2. Komunikasi Nonverbal Yaitu suatu komunikasi yang berupa intonasi suara, gerak tubuh, isyarat, dan sikap. Pengertian Media Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Pengertian Media secara umum adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.diantaranya:  Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.  Associationfor Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.  Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas media instruktional (Asnawir, 2002).  Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan.  gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar.  Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar. Media pendidikan Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar. Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada. Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan terus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam Kegiatan Belajar mengajar. 1. Manfaat media pembelajaran Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah: 1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada. 2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. 3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah. 4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran. 5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik. 6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah. 7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. 8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain Manfaat media pendidikan Dick dan Carey (1978) (dalam Arif S Sadiman 2003:83) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu: 1. ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri. 2. adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya. 3. faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan. 4. efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. 2. Ciri-ciri media pendidikan Gerlach dan Ely dalam bukunya Azhar Asyad (2002: 12) mengemukakan tiga ciri media, yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin tidak mampu (kurang efisien) melakukannya. 1) Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini meggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu decade atau satu abad) dapat diabadikan dan di susun kembali untuk keperluan pembelajaran. 2) Ciri Manipulatif ( Manipulatif Property ) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan. 3) Ciri Distributif (Distributif Property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadin itu. Media mempunyai kegunaan-kegunaan yaitu sebagai berikut.  Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).  Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.  Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik.  Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana kesulitan itu harus diatasi sendiri (Arif S Sadiman, 2003: 16). BAB III PENUTUP Kesimpulan Proses komunikasi mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu pengetahuan. proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.Pesan (message) disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, dan email atau media lainnya. Hal perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam komuniksi adalah: menceritakan kisah yang tak berakhir, membicarakan orang lain, bertanya banyak hal, tidak mengungkapkan perasaan, dan menjadi terlalu agresif. Media secara umum adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. DAFTAR PUSTAKA Asnawir dan M.Basyiruddin Usman.2002.Media Pembelajaran.Jakarta:Ciputat Pers http:// www.chi-lophe-blogspot.com /2008/arti mediapembelajaran.htm/ diakses:15 Oktober 2011 http:// www.Anneahira.com/manfaat media pendidikan.htm/diakses: 15 Oktober 2011

10 Juli 2011

Raga Hati: Masjid Bagaikan Keranda Mayat

Raga Hati: Masjid Bagaikan Keranda Mayat

Masjid Bagaikan Keranda Mayat

MASJID sEkaraNg bisa d samakan bagaikan KERANDA MAYAT, ketika mEmbangUn masjiD, baNyak org yg nyUmbang sEmen,pasir, BatU,kramik, gEnteng dll, n d bangUn scr gotoNg royoNg, tp ketika masjid sudah bErdiri mEgah, masjid itU sepi n jaraNg untUK Sholat berjama'ah, sama halNya dg Keranda Mayat, ketika membuat oraNg banyak yg gotoNg royong, namuN untuk masUk k Kranda Mayat itU oaraNg Banyak yang takUt,,,_

Proses Instalansi Air Bersih PDAM Gunung Pangilun


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
 Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat pencemaran. Berbagai jenis pencemar air berasal dari :
a. Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan sebagainya.
b. Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, serta sumber-sumber lainnya.
Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air. Berbagai usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran pencemaran terhadap air dapat dihindari atau setidaknya diminimalkan.
Masalah pencemaran serta penggunaan sumber air merupakan masalah pokok. Hal ini mengingat keadaan perairan-alami di banyak negara yang cenderung menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya.

1.2.            Tujuan
·         Dapat menetahui cara penginstalasian air bersih.
·         Mengetahui teknologi yang digunakan dalam mengatasi pencemaran air yang terjadi di sungai.
·         Mengetahui manfaat dari penginstalasian air bersih.

1.3.      Waktu dan Tempat
a.    Waktu
Hari/Tanggal           : Jum’at/01 Juli 2011
Pukul                      : 09.00-selesai


b.   Tempat
Lokasi            : Banda Kali Gurun Laweh, dan Instalasi Induk di                         Bukit Gunung Pangilun, Sumatera Barat

1.4.      Cara Kerja
1.      Menentukan Judul.
2.      Menentukan lokasi.
3.      Melakukan tinjauan lokasi.
4.      Melakukan wawancara dengan narasumber.
5.      Mendokumentasikan hasil penelitian.
6.      Mengumpulkan data-data.
7.      Membuat laporan dari hasil penelitian.

1.5.      Manfaat Penelitian
Setelah penelitan ini selesai diharapkan berguna untuk :
·         Memahami cara pemrosesan instalasi air bersih.
·         Memberikan masukan ataupun rekomendasi kepada pembaca masalah instalasi air bersih.
·         Dapat memperkaya khasanah pengetahuan masalah sumber daya alam.
·         Memberikan referensi bagi penelitian lain khususnya yang berkaitan dengan air bersih.


BAB II
TINJAUAN LITERATUR

Tinjauan literature ini dimaksudkan untuk mengemukakan beberapa teori berdasarkan referensi yang ada relevasinya dengan permasalahan dalam penelitian ini, sehingga kerangka teori ini diharapkan dapat melahirkan suatu hipotesis yang bisa diterima. Teori ini diharapkan dapat melahirkan suatu hipotesis yang bias diterima. Teori yang dimaksud meliputi berbagai pengertian pokok dan defenisi yang akan disusun sebagai kriteria untuk menunjukan karakteristik atau cirri-ciri suatu materi pembahasan yang berkaitan dengan penelitian ini.

2.1.      Karakteristik Fisik air
Karakteristik fisik air tercemar diantaranya yaitu :
a.       Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
b.      Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerob ynag mungkin saja terjadi.
c.       Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
d.      Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
e.       Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerob, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.

2.2.      Karakteristik Kimia Air
Karakteristik menurut sifat kimianya diantaranya yaitu :
a.       pH, Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
b.      DO (dissolved oxygent) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
c.       BOD (biological oxygent demand) adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air penerima.
Reaksi:
Zat Organik + m.o + O2 → CO2 + m.o + sisa material organik
(CHONSP)
d.      COD (chemical oxygent demand) adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.
 Reaksi:
                            + 95%terurai
 Zat Organik + O2                     CO2 + H2O
e.       Senyawa-senyawa kimia yang beracun diantaranya unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l).
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.

2.3.      Peralatan  Utama dan Fungsi Dalam Instalasi Air Bersih
2.3.1.   Pompa Transfer, berfungsi untuk menaikan air bersih dari Ground Water Tank (GWT) ke Roof tank melewati pipa transfer.
Beberapa jenis pompa transfer yang sering dipakai, antara lain :
a.  End suction
b.  Horizontal split case
c.  Multi stage
d.  Centrifugal
2.3.2    Pressure Tank, berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan start-stop yang terlalu sering.
Beberapa jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain :
a. Pressure tank dengan diafragma
b.  Pressure tank tanpa diafragma.
2.3.3.   Peralatan pengaturan dan ukur, meliputi :
a.   check valve, berfungsi untuk menahan aliran balik air didalam instalasi pipa.
b.   Gate valve, berfungsi untuk mengatur buka/tutup aliran air di dalam pipa.
c.   Ball valve, berfungsi untuk mengatur jumlah aliran didalam pipa.
d.   Butterfly valve, berfungsi untuk mengatur buka/tutup aliran didalam pipa.
e.   Floating valve, berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air ke tanki.
f.    Foot valve, berfungsi untuk menahan air balik.
g.   Strainer, berfungsi untuk menyaring.
h. Fleksibel joint, berfungsi menahan getaran atau gerakan.
i.    Preasure gauge, berfungsi untuk pembacaan tekanan.
j.    Preasure switch, berfungsi sebagai alat kontak hubungan atau putus akibat tekanan.
k.   Flow switch, berfungsi sebagai alat kontak hubungan atau putus akibat aliran.
l.    Water meter, berfungsi untuk mengukur debit air.

BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1.   Keadaan Sungai
Keadaan sungai yang kami tinjau yaitu banda kali yang terletak di Gurun Laweh, masih sekitar daerah Gunung Pangilun. Jarak antara Instalasi induk dengan sungai ini kurang lebih 800 meter. Jadi yang ada di sungai yaitu alat pompa pendorong air, screening dan tangki sedimentasi.
Menurut Pak Ikhsan (penjaga pompa pendorong) debit air sungai ini kurang lebih 500 m/detik, dan beliau juga menuturkan bahwa sungai ini tidak memiliki limbah berat limbah yang ada disungai ini, termasuk kategori limbah domestic (limbah rumah tangga), diantaranya limbah sabun, sampah rumah tangga, dan lain-lain.

3.2.   Proses Pengolahan Air Bersih
Proses pengolahan air sungai menjadi air bersih pada instalasi air bersih di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Gunung Pangilun ini menurut keterangan yang di dapat, melalui beberapa tahapan-tahapan, yaitu :

3.2.1. Screening
Screening berfungsi untuk memisahkan air dari sampah-sampah dalam ukuran besar. Letak screening ini berdekatan lansung dengan, di gurun laweh yang jaraknya 800 meter dari instalasi induk.

3.2.2. Tangki sedimentasi
Tangki sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran berupa lumpur dan pasir. Pada tangki sedimentasi terdapat waktu tinggal. Ke dalam tangki sedimentasi ini diinjeksikan klorin yang berfungsi sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada air.

3.2.3. Klarifier (clearator)
Klarifier berfungsi sebagai tempat pembentukan flok dengan penambahan larutan Alum (Al2(SO4)3 sebagai bahan. Pada klarifier terdapat mesin agitator yang berfungsi sebagai alat untuk mempercepat pembentukan flok. Pada klarifier terjadi pemisahan antara air bersih dan air kotor. Air bersih ini kemudian disalurkan dengan menggunakan pipa yang besar untuk kemudian dipompakan ke filter. Klarifier terbuat dari beton yang berbentuk bulat yang dilengkapi dengan penyaring dan sekat.
Dari inlet pipa klarifier, air masuk ke dalam primary reaction zone. Di dalam prymari reaction zone dan secondary reaction zone,air dan bahan kimia (Koagulan yaitu tawas) diaduk dengan alat agitataor blade agar tercampur homogen. Maka koloid akan membentuk butiran-butiran flokulasi.
Air yang telah bercampur dengan koagulan membentuk ikatan flokulasi, masuk melalui return floc zone dialirkan ke clarification zone. Sedimen yang mengendap dalam concentrator dibuang. Hal ini berlangsung secara otomatis yang akan terbuka setiap satu jam sekali dalam waktu 1 menit. Air yang masuk ke dalam clarification zone sudah tidak dipengaruhi oleh gaya putaran oleh agitator, sehingga lumpurnya mengendap. Air yang berada dalam clarification zone adalah air yang sudah jernih.

3.2.4. Sand Filter
Penyaring yang digunakan adalah rapid sand fliter (filter saringan cepat). Sand filter jenis ini berupa bak yang beriisi pasir kwarsa yang berfungsi untuk menyaring flok halus dan kotoran lain yang lolos dari klarifier (clearator). Air yang masuk ke filter ini telah dicampur terlebih dahulu dengan klorin dan tawas.
Media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa dan batu dengan mesh tertentu. Air mengalir ke bawah melalui media tersebut.Zat-zat padat yang tidak larut akan melekat pada media, sedangkan air yang jernih akan terkumpul di bagian dasar dan mengalir keluar melalui suatu pipa menuju reservoir.

3.2.5.   Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang telah disaring melalui filter, air ini sudah menjadi air yang bersih yang siap digunakan dan harus dimasak terlebih dahulu untuk kemudian dapat dijadikan air minum. 


Gambar 1. Proses PengolahanAir Bersih[1]

3.3.   Zat-zat Kimia yang Digunakan
3.3.1 Tawas
Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh di pasaran serta mudah penyimpanannya.
Jumlah pemakaian tawas tergantung kepada turbidity (kekeruhan) air baku. Semakin tinggi turbidity air baku maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakain tawas juga tidak terlepas dari sifat-sifat kimia yang dikandung oleh air baku tersebut. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Al2(SO4)3 → 2 Al+3 + 3(SO4)-2
Air akan mengalami :
H2O → H+ + OH-
Selanjutnya :
2 Al+3 + 6OH- → 2Al(OH)3
Selain itu akan dihasilkan asam :
           3(SO4)-2 + 6H+ → 3H2SO4

Dengan demikian makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan semakin turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas yang efektif antara pH 5,8-7,4. Apabila alkalinitas alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas perlu ditambahkan alkalinitas, biasanya ditambahkan larutan kapur (Ca(OH)2) atau soda abu (Na2CO3). Reaksi yang terjadi :
Al2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 → 2Al(OH3) + 3CaSO4 + 6CO2
Al2(SO4)3 + 3Na2CO3 + 3H2O → 2Al(OH3) + 3Na2SO4 + 3CO2
Al2(SO4)3 + 3Ca(OH)2 → 2Al(OH3) + 3CaSO4
3.3.2. Kapur
Pengaruh penambahan kapur (Ca(OH)2 akan menaikkan pH dan bereaksi dengan bikarbonat membentuk endapan CaCO3. Bila kapur yang ditambahkan cukup banyak sehingga pH = 10,5 maka akan membentuk endapan Mg(OH)2. Kelebihan ion Ca pada pH tinggi dapat diendapkan dengan penambahan soda abu. Reaksinya :
Ca(OH)2 + Ca(HCO)3 → 2CaCO3 + 2H2O
2Ca(OH)2 + Mg(HCO3)2 → 2CaCO3↓ + Mg(OH)2↓ + 2H2O
Ca(OH)2 + Na2CO3 → CaCO3↓ + 2NaOH
3.3.3 Klorin
Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih. Untuk mengoksidasi Fe(II) dan Mn(II) yang banyak terkandung dalam air tanah menjadi Fe(III) dan Mn(III).
Yang dimaksud dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan tetapi termasuk pula asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl-), juga beberapa jenis kloramin seperti monokloramin (NH2Cl) dan dikloramin (NHCl2) termasuk di dalamnya.
Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk karena adanya reaksi antara amoniak (NH3) baik anorganik maupun organik aminoak di dalam air dengan klorin.
Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas yang didesinfeksi. Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turunnya pH air, karena terjadi pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan klorin dalam bentuk natrium hipoklorit akan menaikkan alkalinity air tersebut sehingga pH akan lebih besar. Sedangkan kalsium hipoklorit akan menaikkan pH dan kesadahan total air yang didesinfeksi.

BAB IV
PENUTUP

4.1.  Kesimpulan
1. Dalam proses pengolahan air minum dilakukan beberapa tahapan, yaitu :
A. Proses penyaringan air
B. Proses pengendapan lumpur dan kotoran
C. Proses klarifikasi (koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi)
D. Proses penyaringan (sand filter)
E. Proses desinfeksi (penambahan kapur dan kaporit)
2. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah larutan tawas (alum), liquid klorine, dan larutan kapur
3. Analisa-analisa ynag dilakukan pada air bersih, adalah :
A. jar test
B. Comperator
C. Turbidity
D. Pemeriksaan zat-zat organik
E. Analisa kesadahan
F. Analisa alkalinity

4.2. Keterbatasan
Kami menyadari bahwa penelitian inu masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki keterbatasan yang mungkin akan mempengaruhi terhadap hasil, oleh karena itu keterbatasan ini diharapkan lebih diperhatikan untuk peneliti-peneliti yang akan dating, dimana kelemahan-kelemahan peneliti temui antara lain :
a.       Kurangnya kajian teori yang mendalam, sehingga kami kurang maksimal dalam meneliti masalah instalasi air bersih.
b.      Kurangnya masukan referensi dari luar, sehingga kami meneliti apa adanya dan hanya di sekitar PDAM gunung pangilun saja, yang tentunya pasti berbeda dengan perusahan PDAM ditempat lain.
c.       Tinjauan lapangan hanya satu kali saja, sehingga kurangnya pemahaman bagi kami tentang peralatan yang digunakan dalam instalasi air bersih, selain itu tempat kami meneliti sangatlah exteme, baik itu tempat dan mesin yang cukup membahayakan bagi orang yang awam, sehingga pengambilan gambar hanya sekedarnya saja.
4.3. Saran
Berdasarkan atas keterbatasan dan kelemahan dalam mendapatkan data tentang berbagai hal yang mengenai instalasi air besih pada PDAM Gunung Pangilun. Kami mengharapkan suatu masukan yang membangun dan membantu mengenai penelitian kami ini baik itu dari teman-teman maupun dari Dosen Pembimbing mata kuliah yang bersangkutan.
Kami ucapkan terima kasih…….
DAFTAR PUSTAKA

Suriawirja C.T.2003.Teknologi Penyediaan Air Bersih.Jakarta.Rineka Cipta
Srikini, dkk.2007.Biologi SMA Jilid 3.Jakarta.Erlangga
Odum, Eugene P. 1993. Dasar – Dasar Ekologi Edisi ketiga. Yogyakarta.Universitas Gadjah Mada Press 
http://kusmandanuunindra4.blogspot.com/2008/09/ekologi.html       Diakses : 1 Juli 2011, Pukul 17.12



[1] Gambar hasil scanner, yang di peroleh dari ruang Ka pengeloala PDAM Gunung pangilun Padang